HIZIBAUTAD (SYEKH ABDUL QADIR AL JAILANI) January 20, 2016. Hizib Autad ini merupakan salah satu Doa Syeikh Abdul Qodir Jilani,. Dalam Hizib Autad ini terangkum zikir mengagungkan asma Allah yang diwirid setiap hari. Dalam berbagai kitab diterangkan zikir ini bermanfaat sangat banyak, salah satunya untuk melancarkan segala hajat keperluan.
1 MANQOBAH PERTAMA: MENERANGKAN TENTANG NASAB KETURUNAN SYEKH ABDUL QODIR JAELANI NASAB DARI AYAH Sayyid Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani ayahnya bernama : Abu Sholeh Janki Dausat, putra Abdullah, putra Yahya az-Zahid, putra Muhammad, putra Daud, putra Musa at-Tsani, putra Musa al-Jun, putra Abdulloh al-Mahdi, putra Hasan al-Mutsanna, cucu Nabi Muhammad saw. putra Sayyidina 'Ali Karromallohu
SilsilahSyekh Abdul Qodir bersumber dari Khalifah Sayyid Ali al-Murtadha r.a ,melalui ayahnya sepanjang 14 generasi dan melaui ibunya sepanjang 12 generasi. Syekh Sayyid Abdurrahman Jami rah.a memberikan komentar mengenai asal usul al-Ghauts al-A'zham r.a sebagi berikut : "Ia adalah seorang Sultan yang agung, yang dikenal sebagial-Ghauts al-A
KhasiatHizib Syekh Abdul Qadir Jaelani Beberapa berkah dan khasiat yang dapat kita ambil jika mau mengamalkan hizib ajaran Waliyullah ini diantaranya : Menghilangkan segala kegelisahan, kegundahan hati dan segala kesusahan dalam hidup anda. Seberat apapun beban yang anda rasakan akan terasa ringan dengan rutin membaca hizib tersebut.
GANGGUANJIN & CARA MENGOBATINYA: MANAQIB SULTON AULIA SYEIKH ABDUL QODIR AL JAELANI R.A. Penulis: Raden Arya Kelana (Ade Hermanto) Sehubungan dengan banyaknya e-mail masuk yang meminta untuk menerbitkan kisah-kisah Syeikh Abdul Qodir Al-Jaelani, maka dalam kesempatan ini saya mencoba untuk menterjemahkan "Tafrih Al-Khotir" Yang menceritakan Manaqib atau kisah kisah perjalanan Syeikh Abdul
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Syekh Abdul Qodir Jaelani adalah salah satu tokoh sufi yang terkenal dalam sejarah Islam. Ia dikenal sebagai seorang yang berbakti pada Allah dan merupakan salah satu ulama sufi terkemuka. Ia lahir di Baghdad pada tahun 1077 M dan meninggal di tahun 1166 M. Di kalangan para pengikutnya, ia sangat dihormati dan dipuja sebagai seorang sufi yang telah mencapai tingkat akhir keilmuan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak orang ingin memohon pertolongan dan berkat dari Syekh Abdul Qodir Jaelani. Cara memanggil Syekh Abdul Qodir Jaelani ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, yang paling penting adalah dengan bersungguh-sungguh sehingga Allah akan mendengar doa kita. Mengapa Memanggil Syekh Abdul Qodir Jaelani? Syekh Abdul Qodir Jaelani dikenal sebagai salah satu ulama sufi terkemuka. Dia dikenal sebagai seorang yang dapat membantu manusia untuk mencapai kesucian dan kedekatan dengan Allah. Syekh Abdul Qodir Jaelani juga dikenal sebagai seorang yang sangat mencintai Allah dan meninggalkan jejak yang sangat bermanfaat bagi para pelajarnya. Oleh karena itu, memanggil Syekh Abdul Qodir Jaelani bisa menjadi salah satu cara untuk meraih berkat dan pertolongan dari Allah. Cara Memanggil Syekh Abdul Qodir Jaelani Berikut adalah beberapa cara memanggil Syekh Abdul Qodir Jaelani yang bisa Anda lakukan Membaca doa-doa tertentu yang diajarkan oleh Syekh Abdul Qodir Jaelani. Doa-doa ini bisa didapatkan di berbagai sumber seperti buku-buku sufi atau di internet. Mengamalkan ajaran-ajaran sufi yang diajarkan Syekh Abdul Qodir Jaelani. Ajaran-ajaran sufi ini tentu saja harus disesuaikan dengan ajaran agama yang berlaku. Membaca dan memahami karya-karya Syekh Abdul Qodir Jaelani. Dengan membaca dan memahami karya-karya Syekh Abdul Qodir Jaelani, kita bisa memahami lebih dalam tentang ajaran sufi dan mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya. Membaca dan menghafal kalam-kalam sufi. Kalam-kalam sufi adalah kalimat-kalimat yang bisa membangkitkan kedekatan kita dengan Allah. Membaca dan menghafal kalam-kalam sufi akan membantu kita untuk lebih dekat dengan Allah dan meraih berkat-Nya. Berpuasa. Berpuasa merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah. Dengan berpuasa, kita bisa mendekatkan diri dengan Allah dan meminta pertolongan-Nya. Berdzikir. Dzikir adalah salah satu cara untuk mengingat Allah. Dengan berdzikir, kita bisa memohon kepada Allah untuk memberikan kita pertolongan dan berkat-Nya. Ketika memanggil Syekh Abdul Qodir Jaelani, yang terpenting adalah kesungguhan dan keikhlasan kita dalam memohon bantuan dan pertolongan dari Allah. Dengan kesungguhan dan keikhlasan kita, kita bisa meraih berkat dan pertolongan dari Allah. Semoga bermanfaat.
Sebuah cerita terbit hikayat Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani di bawah ini boleh menjadi contoh konkret untuk mempermudah kesadaran kita tentang hikmah atas karunia dan jalan takdir bani adam. Alkisah, semasa hidupnya, Sang Wali Qutub Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani memiliki pengaruh yang begitu luas dan terus rembet ke seluruh penjuru mayapada. Murid-muridnya banyak yang kemudian memperoleh kedudukan penting, di antaranya menjadi penguasa. Beliau memang menugaskan dan mengirimkan sebagian muridnya agar dapat menjadi wakilnya sesuai dengan kapasitas diri dan kualitas batin masing-masing. Ada yang menempati jabatan wasit, gubernur, hingga raja. Padahal sebagian lainnya diangkat menjadi hawa spiritual karena tingkatan rohaninya. Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani diceritakan memiliki seorang ajun di kediamannya. Pendamping tersebut adalah seorang faqir yang telah mengabdi selama 40 tahun. Intern rentang waktu itu, ia sudah menyaksikan beberapa pesuluh yang jauh lebih muda dan belum lama bertuankan, doang dipilih oleh Sang Penanggung jawab untuk menempati jabatan terdahulu. Jadinya, pembantu tersebut menghadap ke Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani berambisi agar diberikan posisi terdepan tertentu mengingat sira salah sendiri nan sudah lalu paling menghamba. Beliau berpendar dengan usianya yang semakin tua bangka, pembantu itu menyampaikan tujuan permohonannya. Akan doang, belum selesai ia berkata-introduksi, datang satu utusan berbunga India. Mereka meminta Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani untuk menunjuk seorang maharaja bagi kerajaan mereka. Sang Wali Qutub lalu menatap pembantunya dan menanyakan “Apakah dia sanggup mengemban tugas ini? Apakah dirimu menunaikan janji syarat?” Pembantu tersebut mengangguk mumbung sukacita. Pasca- para utusan keluar dari ruang pertemuan, Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani menampilkan persyaratan kepada pelayannya. Ia berkata “Aku akan mengangkatmu laksana maharaja di sana, semata-mata engkau harus berikrar kerjakan memberikanku separuh dari keuntungan dan kekayaan kerajaan nan kamu peroleh sejauh berkuasa.” Pelayan tersebut tentu saja dengan suka hati menyanggupinya. Pelayan Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani yang bekerja sebagai juru masak itu lagi ke pekerjaannya di dapur. Dirinya harus menyiagakan dan menyajikan sebuah saji besar. Detik paruh mengadon masakannya di n domestik kuali raksasa dengan sendok gawang, ia dipanggil kerjakan pergi bersama utusan-utusan mulai sejak India karena akan segera dinobatkan menjadi maharaja di wilayah tersebut. Sesampai di India, pembantu Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani pun diangkat menjadi raja. Sira memperoleh kekayaan yang melembak-ruah. Lain lama, dirinya menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki. Ia membangun banyak istana bakal dirinya dan keluarganya sendiri. Kekuasaan, keberlimpahan, dan kebahagiaan hidup dengan segera membuatnya meluputkan Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani berikut dengan janji nan pernah ia ucapkan dahulu. Dia sudah terlalu asik dan tenggelam dengan bumi barunya. Lega suatu hari, Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani mengirim utusannya buat menyampaikan bahwa anda akan berkunjung. Pelayan nan telah menjadi paduka tuan di India tersebut bersiap-siap menyambut kehadiran Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani di kerajaannya. Sesudah serangkaian prosesi upacara, serta pesta meriah nan megah diselenggarakan, mereka berbincang berdua. Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani mengingatkan kesepakatan mereka bahwa dia harus memasrahkan sekelumit berpangkal hasil keuntungan kerajaan kepada beliau. Maharaja tersebut jengkel karena diingatkan janji untuk memberikan sebagian kekayaannya kepada sang wali. Segala apa boleh dibuat, maharaja tak bisa mengingkari janjinya, dia menganjurkan kepada Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani bahwa dirinya akan mengasihkan secebir harta kerajaannya pada akan datang nanti. Kendatipun demikian, terlintas kerumahtanggaan niatnya jika beliau tidak akan serius memberikan sejumlah itu. Mal yang menumpuk seiring waktu, mengakibatkan resan tamak raja kembali tumbuh. Ia mengamalkan pencatatan perbendaharaan secara bukan jujur. Ia mengirimkan daftar kekayaan tersebut di waktu nan telah direncanakan. Lalu menyerahkan sebagian harta kekayaannya kepada Sang Pengampu sesuai dengan catatan yang telah dibuat. Meskipun coretan tersebut mencantumkan banyak istana dan harta lainnya, namun itu hanyalah sebagian kecil bermula miliknya. Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani tertumbuk pandangan plong mengaram daftar kekayaan nan ia diterima. Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani lantas bertanya “Aku mendengar kau pun mempunyai seorang momongan junjungan-laki?” “Iya, sayangnya namun seorang. Seandainya ada dua, tentu aku pula akan memberikan salah satunya padamu.” “Tidak barang apa-apa, kemarikan anak itu.” Perintah Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani. “Kita masih dapat membaginya.” Anak itu dibawa ke hadapan mereka. Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani menghunus pedangnya yang tajam tepat di atas bagian tengah pemimpin anak itu. “Kamu akan mendapatkan setengahnya, dan setengahnya lagi akan menjadi bagianku!” Tukas engkau. Sang ayah begitu ketakutan. Beliau mencabut belatinya seorang dan menujamkan tusukan dari kedua tangannya ke dada Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani dengan kedua mata terpejam. Ketika ia membuka matanya, ternyata ia masih sedang memutar makanan di kuali raksasa dengan sendok tiang. Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani berdiri tepat di hadapannya dan menatap lekat-lekat. Sang Wali berujar “Sebagaimana kau saksikan sendiri, kau belum siap menjadi wakilku. Karena kau belum menyerahkan segalanya, termasuk dirimu, kepadaku!” Sebagai kekasih Tuhan, Syekh Muhyiddin Abdul Qadir Al-Jaelani, dikarunia dengan kemampuan “mengaji” manusia karena dirinya telah kasyaf tersingkapnya tabir antara dirinya dengan Allah. Dia dapat menyelami format hakikat yang memperlihatkan rasam-sifat asli manusia bogel di ain batinnya. Sehingga anda mengetahui persis siapa-bisa jadi orang yang cocok untuk satu urusan, tetapi enggak tepat menempati posisi tertentu. Hal tersebut terkait dengan perbedaan maqom atau derajat diri. Manusia itu hakikatnya solo. Keunikan nan merupakan sebuah keniscayaan karena sebagai hasil karya Allah, basyar diciptakan dengan keanekaragamannya saban. Keunikan tersebut menghampari perbedaan segala sifat dan karunia nan diterima oleh tiap manusia sesuai dengan kadar kemampuan dan daya produksi lahir-batinnya. Jika dalam sebuah lintasan takdir seorang insan direncanakan Tuhan akan menjadi penasihat besar, sudah karuan intern dirinya memiliki daya-gerendel rohani nan telah disiapkan oleh Tuhan. Tersingkapnya daya-daya tersebut pastilah melewati proses panjang pematangan diri dengan berbagai tentamen internal camar duka arwah. Proses ini berbeda antara satu basyar dengan manusia lainnya, sehingga lagi akan melahirkan kualitas pribadi yang bukan akan interelasi sepadan. Saat seorang khalayak menyadari anugerah yang diperolehnya dari Almalik, bisa pembawaan atau keahlian tertentu, puas dasarnya dia sedang diarahkan cak bagi hingga ke sebuah tujuan suratan tertentu. Namun, jika dirinya agresif menghendaki sesuatu atau posisi yang enggak adalah bagian takdirnya, ia tidak akan pernah hingga ke sana. Walhasil, sudahkah kita sendiri menyadari di mana maqom kita? Sejauh mana kita telah memposisikan diri sesuai dengan daya produksi lahir-batin yang dianugerahi? Wallahu a’lam bisshawab.
Penasaran nggak sih gaes apa arti Syekh dan gimana syarat mendapatkan gelar Syekh? Syekh atau Shaikh, Sheik, Shaykh, atau Sheikh merupakan istilah dari bahasa Arab yang berarti kepala suku, pemimpin, tetua, atau ahli agama Islam. BACA JUGA Fakta Menarik Umi Nadia, Istri Syekh Ali Jaber yang Bikin PenasaranTernyata gelar Syekh punya makna berbeda di berbagai negara gaes. Gelar Syekh ini digunakan di Indonesia untuk orang-orang yang ahli agama, mubaligh keturunan Arab, para ulama besar yang menyebarkan ajaran Islam berdasarkan Ahlus Sunnah Wal Jamaah maupun yang menyebarkan paham bersifat itu, di Teluk Persia, gelar ini digunakan untuk para pemimpin masyarakat, misalnya pejabat tinggi, pemilik peruahaan, atau pemimpin lokal. Di Afrika sendiri gelar Syekh digunakan oleh sebagian penguasa muslim di keluarga Kerajaan Ethiopia, para penguasa Bela Sangul, dan para bangsawan muslim suku-suku Wollo, Tigray, dan Eritrea. Simak lebih lanjut apa arti Syekh dan gimana syarat mendapatkan gelar Syekh berikut ini. Syarat Mendapatkan Gelar SyekhGelar Syekh tak bisa begitu saja diberikan seperti ijazah. Ada begitu banyak hal yang biasanya sudah dikuaisai oleh orang-orang dengan gelar tersebut. Misalnya saja menguasai kibat-kitab seperti Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Turmudzi Nasa'i, Ibnu Majah. Gelar Syekh sering juga digunakan untuk para ahli agama islam dari berbagai bidang. Seperti pemberi fatwa, para ahli fikih, dan para ahli hadis. Di Indonesia sendiri gelar Syekh digunakan para ahli islam keturunan Arab yang konsisten berdakwah. Gelar ini juga dianggap memiliki maqam tinggi gaes. BACA JUGA Inna Lilahi Wa Inna Illaihi Rojiun, Ini Fakta-fakta Meninggal Syekh Ali JaberAda juga yang berpendapat bahwa gelar syekh ini diberikan kepada orang yang menguasai 12 cabang ilmu, memahaminya, dan mengaplikasikannya. Tokoh yang mendapat gelar SyekhDi Indonesia ada beberapa tokoh agama yang mendapat gelar Syekh. Diantaranya adalah Syekh Abdul Qadir Jaelani, Syekh Datuk Kahfi, Syekh Siti Jenar, Syekh Yusuf Tajul Khalwati, Syekh Ali Jaber, dan masih banyak lagi. BACA JUGA Fakta Menarik Fahad Ali Jaber, Putra Syekh Ali Jaber yang Curi Perhatian NetizenItulah arti Syekh dan bagaimana cara mendapatkannya. Kamu sudah tahu kan apa itu syekh dan beberapa makna di berbagai negara.
Sebagai orang Islam kita meyakini bahwa Islam adalah agama yang paling benar di sisi Allah. Artinya, Islam satu-satunya agama yang direstui Allah SWT dan satu-satunya jalan keselamatan di hari akhirat kelak. Meski demikian, kita tetap dianjurkan untuk menghargai keyakinan orang yang tidak memeluk agama ke dalam agama Islam sangatlah mudah dan tidak ribet. Orang yang ingin masuk Islam cukup melafalkan dua kalimat syahadat dan menjalan kewajiban agama, seperti shalat lima waktu, puasa Ramadhan, dan bagaimana cara masuk Islam, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Kitab Al-Ghunyah menjelaskanأولا أن يتلفظ بالشهادتين لا إله إلاالله، محمد رسول الله ويتبرأ من كل دين غير دين الإسلام، ويعتقد بقلبه وحدانية الله تعالى....ثم يجب عليه الغسل للإسلام لما روى أن النبي صلى الله عليه وسلم أمر ثمامة بن أثال وقيس بن عاصم لما أسلما بالغسل...ثم تجب عليه الصلاة لأن الإيمان قول وعمل، لأن القول دعوى والعمل هو البينة، والقول صورة والعمل روحهاArtinya, “Pertama, melafalkan dua kalimat syahadat, la ilaha illallah muhammad rasulullah/tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Berlepas diri dari agama selain Islam. Meyakini dalam hatinya keesaan Allah SWT. Kemudian diwajibkan mandi sebagaimana Rasulullah memerintahkan mandi Tsumamah bin Utsal dan Qis bin Ashim ketika masuk Islam. Kemudian diwajibkan shalat karena iman mesti berbarengan antara perkataan dan perbuatan, sebab perkataan ibarat klaim dan amal sebagai bukti. Perkataan merupakan bentuk formal, sementara amalan substansi atau ruhnya.”Dari penjelasan Syekh Abdul Qadir ini dapat dipahami bahwa ada tiga hal yang perlu dilakukan ketika ada orang yang masuk membaca dua kalimat syahadat dan meyakini di dalam hati akan keesaan Tuhan dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Lafal syahadat yang mesti dibaca sebagai berikutKalimat pertamaأَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُAsyhadu an la ilaha illallahArtinya, “Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah.”Kalimat kedua,وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِWa asyhadu anna muhammadar rasuulullahArtinya, “Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”Kedua, sebagian ulama mewajibkan mandi bagi orang yang baru masuk Islam merujuk pada hadits yang disebutkan Syekh Abdul Qadir di atas. Sementara ulama lain berpandangan bahwa mandi tidak diwajibkan, tetapi hanya kesunnahan orang yang baru masuk Islam diwajibkan untuk shalat lima waktu dan mengerjakan kewajiban paham mengenai tata cara pelaksanaan ibadah di dalam Islam sangat dianjurkan bagi orang yang baru memeluk agama Islam untuk belajar dan mencari guru yang bisa membimbing mereka dalam melaksanakan ibadah sehari-hari. Wallahau a’lam. Hengki Ferdiansyah
JAKARTA - Dalam lembaran sejarah Islam, setiap abad kita akan menemukan tokoh besar yang mendapatkan status mujaddid. Ini sesuai dengan hadis Rasul yang menyatakan bahwa setiap 100 tahun, Allah akan mengirimkan pembaru di kalangan umat Islam Sunan Abu Daud, jilid II 424.Jika mujaddid Islam pada abad ke-11 M/5 H adalah Imam al-Ghazali dan mendapat julukan hujjatul Islam karena keberhasilannya menggabungkan syariat dan tarekat secara teoritis, mutiara sejarah abad ke-12 M/6 H diduduki oleh seorang ulama yang berhasil memadukan antara syariat dan sufisme secara praktis-aplikatif. Karena itu, ia mendapat julukan quthubul auliya' serta ghautsul a'dzam, orang suci terbesar dalam Islam. Dia adalah Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Jika nama al-Ghazali dikenal dalam studi-studi tasawuf secara akademik melalui kitab-kitab teori sufinya, nama al-Jailani lebih membumi karena ajaran amaliahnya. Sehingga, dalam masyarakat Muslim, namanya sangat populer, dijadikan sarana wushuliyyah, serta selalu disebut dalam setiap acara-acara keagamaan, di samping manakib-nya yang juga banyak dibaca tentang riwayat hidup sang besar umat Islam Indonesia pernah mendengar nama tokoh ini. Demikian pula para pengkaji tasawuf di Barat dan Timur yang sangat menaruh hormat kepadanya karena keberhasilannya membumikan tasawuf bagi masyarakat Muslim hingga saat ini. Nama lengkapnya adalah Sayyid Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qadir ibn Abi Shalih Musa Zangi Dausat al-Jailani. Syekh Abdul Qadir dilahirkan di Desa Nif atau Naif, termasuk pada distrik Jailan disebut juga dengan Jilan, Kailan, Kilan, atau al-Jil, Kurdistan Selatan, terletak 150 kilometer sebelah timur laut Kota Baghdad, di selatan Laut Kaspia, Iran. Wilayah ini dahulunya masuk ke bagian wilayah Thabarishtan, sekarang sudah memisahkan diri, dan masuk menjadi suatu provinsi dari Republik Islam dilahirkan pada waktu fajar, Senin, 1 Ramadhan 470 H, bertepatan dengan tahun 1077 M dan wafat di Baghdad pada Sabtu, 11 Rabiuts-Tsani 561 H/1166 biografi dikenal sebagai manakib tokoh sufi terpopuler ini penuh dengan fiksi, tanpa mendasarkan pada fakta-fakta sejarah. Padahal, ulama ini merupakan tokoh sejarah yang cukup besar dalam wacana pemikiran Islam, terutama sejarah tasawuf. Sehingga, para ulama banyak mengungkapkan bahwa Syekh Abdul Qadir merupakan mujtahid abad Walter Braune dalam bukunya Die 'Futuh al-Ghaib' des Abdul Qodir Berlin & Leipzig, 1933, ia adalah wali yang paling terkenal di dunia Islam. Sedangkan, penulis Muslim Jerman, Mehmed Ali Aini Un Grand Saint del Islam Abd al-Kadir Guilani, Paris, 1967, menyebut al-Jailani sebagai orang suci terbesar di dunia lahir sebagai anak yatim di mana ayahnya telah wafat sewaktu beliau masih dalam kandungan enam bulan di tengah keluarga yang hidup sederhana dan saleh. Ayahnya, al-Imam Sayyid Abi Shalih Musa Zangi Dausat, adalah ulama fuqaha ternama, Mazhab Hambali, dan garis silsilahnya berujung pada Hasan bin Ali bin Abi Thalib, menantu Rasulullah ibunya adalah Ummul Khair Fathimah, putri Sayyid Abdullah Sauma'i, seorang sufi terkemuka waktu itu. Dari jalur ini, silsilahnya akan sampai pada Husain bin Ali bin Abi Thalib. Jika silsilah ini diteruskan, akan sampai kepada Nabi Ibrahim melalui kakek Nabi SAW, Abdul Muthalib. Ia termasuk keturunan Rasulullah dari jalur Siti Fatimah binti Muhammad SAW. Karena itu, ia diberi gelar pula dengan nama Syekh Abdul Qadir al-Jailani sudah tampak ketika dilahirkan. Konon, ketika mengandung, ibunya sudah berusia 60 tahun. Sebuah usia yang sangat rawan untuk melahirkan. Bahkan, ketika dilahirkan yang bertepatan dengan bulan Ramadhan, Syekh Abdul Qadir al-Jailani tidak mau menyusu sejak terbit fajar hingga kebesaran Syekh Abdul Qadir al-Jailani bukan semata-mata karena faktor nasab dan karamahnya. Ia termasuk pemuda yang cerdas, pendiam, berbudi pekerti luhur, jujur, dan berbakti kepada orang itu, kemasyhuran namanya karena kepandaiannya dalam menguasai berbagai ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang agama. Ia menguasai ilmu fikih dan ushul fikih. Kendati menguasasi Mazhab Hanafi, ia pernah menjadi mufti Mazhab Syafi'i di samping itu, ia juga dikenal sangat alim dan wara. Hal ini berkaitan dengan ajaran sufi yang dipelajarinya. Ia suka tirakat, melakukan riyadhah dan mujahadah melawan hawa penguasaannya dalam bidang ilmu fikih, Syekh Abdul Qadir al-Jailani juga dikenal sebagai peletak dasar ajaran tarekat Qadiriyah. Al-Jailani dikenal juga sebagai orang yang memberikan spirit keagamaan bagi banyak umat. Karena itu, banyak ulama yang menjuluki 'Muhyidin' penghidup agama di depan namanya. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini
cara memanggil syekh abdul qodir jaelani